Bagaimana Cara Bersikat Gigi?
قَالَ أَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَسْتَحْمِلُهُ فَرَأَيْتُهُ يَسْتَاكُ عَلَى
لِسَانِهِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَالَ سُلَيْمَانُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَسْتَاكُ وَقَدْ وَضَعَ السِّوَاكَ
عَلَى طَرَفِ لِسَانِهِ وَهُوَ يَقُولُ إِهْ إِهْ يَعْنِي
يَتَهَوَّعُ
49. Dari Abu Musa Al Asy'ari RA, beliau berkata, "Kami pernah
menghadap Rasulullah SAW untuk membawakan barang bawaan beliau, lalu saya
melihat beliau SAW sedang bersikat gigi pada bagian atas lidahnya. " Dan dalam
suatu riwayat, Abu Musa berkata, "Saya pernah berkunjung kepada Nabi SAW, ketika
beliau sedang bersikat gigi, dan diletakkannya sikat gigi tersebut pada ujung
lidah beliau, seraya mengucapkan "U", "U"- yakni perasaan ingin muntah karena
mual. {Shahih: Muttafaq Alaih}
Siwak (sikat gigi)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
يَرْفَعُهُ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ لَأَمَرْتُهُمْ
بِتَأْخِيرِ الْعِشَاءِ وَبِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
46. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Seandainya bukan karena khawatir akan memberatkan orang-orang mukmin, pasti aku
perintahkan mereka mengakhirkan shalat Isya', dan bersikat gigi setiap akan
melaksanakan shalat. Shahih Muttafaq Alaih namun tidak termasuk
perintah mengakhirkan shalat Isya'.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ زَيْدِ
بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ قَالَ
أَبُو سَلَمَةَ فَرَأَيْتُ زَيْدًا يَجْلِسُ فِي الْمَسْجِدِ وَإِنَّ السِّوَاكَ
مِنْ أُذُنِهِ مَوْضِعَ الْقَلَمِ مِنْ أُذُنِ الْكَاتِبِ فَكُلَّمَا قَامَ إِلَى
الصَّلَاةِ اسْتَاكَ
47. Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, dari laid bin Khalil Al
Juhani RA, dia berkata, 'Aku mendengar Rasulllah SAW bersabda, 'Andaikata bukan
karena khawatir akan memberatkan ummatku, pasti aku perintahkan mereka bersikat
gigi setiap kali akan mengerjakan shalat.' Abu Salamah berkata, 'Maka saya
melihat Zaid duduk di masjid, sementara sikat giginya (dijepitkan) di
telinganya, laksana penulis yang sedang menjepitkan pulpen di telinganya. Maka
setiap kali beliau berdiri untuk mengerjakan shalat, beliau bersikat gigi.'"
{Shahih}
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
قَالَ قُلْتُ أَرَأَيْتَ تَوَضُّؤَ ابْنِ عُمَرَ لِكُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا وَغَيْرَ
طَاهِرٍ عَمَّ ذَاكَ فَقَالَ حَدَّثَتْنِيهِ أَسْمَاءُ بِنْتُ زَيْدِ بْنِ
الْخَطَّابِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي عَامِرٍ
حَدَّثَهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أُمِرَ بِالْوُضُوءِ لِكُلِّ صَلَاةٍ طَاهِرًا وَغَيْرَ طَاهِرٍ فَلَمَّا
شَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِ أُمِرَ بِالسِّوَاكِ لِكُلِّ صَلَاةٍ
فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَرَى أَنَّ بِهِ قُوَّةً فَكَانَ لَا يَدَعُ
الْوُضُوءَ لِكُلِّ صَلَاةٍ
48. Dari Abdullah bin Abdullah bin Umar RA, dia berkata, "Aku
bertanya, 'Apakah kamu mengetahui wudhunya Ibnu Umar untuk setiap shalat, baik
ketika beliau masih punya wudhu atau tidak.' Tentang hal itu, Ibnu Umar berkata,
'Asma binti Zaid bin Umar telah menceritakan kepadaku, bahwa Abdullah bin
Handzalah bin Abu Amir memberitahukannya, bahwasanya Rasulullah SAW
diperintahkan agar berwudhu untuk setiap shalat, baik beliau SAW masih punya
wudhu atau tidak. Namun ketika hal itu terasa memberatkan, maka beliau SAW
diperintahkan supaya bersikat gigi setiap kali akan mengerjakan shalat saja. Dan
karena Ibnu Umar merasa yakin bahwa beliau mampu melaksanakannya, maka beliau
tidak suka meninggalkan wudhu untuk setiap kali hendak mengerjakan shalat.
{Hasan}
Menggosokkan Tangan ke Tanah Setelah Bersuci
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى الْخَلَاءَ
أَتَيْتُهُ بِمَاءٍ فِي تَوْرٍ أَوْ رَكْوَةٍ فَاسْتَنْجَى
ثُمَّ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى الْأَرْضِ ثُمَّ أَتَيْتُهُ بِإِنَاءٍ آخَرَ
فَتَوَضَّأَ
45. Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, "Apabila Rasulullah
SAW pergi ke kakus, maka saya bawakan beliau satu bejana air, kemudian beliau
SAW bersuci. Setelah itu beliau SAW menyapukan tangannya ke tanah. Kemudian saya
bawakan satu bejana air lagi, lalu beliau berwudhu. " {Hasan}
Istinja dengan Air
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ حَائِطًا وَمَعَهُ
غُلَامٌ مَعَهُ مِيضَأَةٌ وَهُوَ أَصْغَرُنَا فَوَضَعَهَا عِنْدَ السِّدْرَةِ
فَقَضَى حَاجَتَهُ فَخَرَجَ عَلَيْنَا وَقَدْ اسْتَنْجَى
بِالْمَاءِ
43. Dari Anas bin Malik RA, bahwasa Rasulullah SAW masuk
sebuah kebun (untuk buang air) dengan ditemani oleh seorang Ghulam (pelayan)
-dia adalah yang termuda di antara kami-, yang membawa sebuah tempat air wudhu
Kemudian dia meletakkannya dekat pohon bidara. Setelah Rasulullah SAW selesai
buang hajat dan bersuci dengan air tersebut, beliau SAW keluar menemui kami
kembali. {Shahih: Muttafaq Alaih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي
أَهْلِ قُبَاءٍ { فِيهِ رِجَالٌ
يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا } قَالَ كَانُوا يَسْتَنْجُونَ بِالْمَاءِ فَنَزَلَتْ فِيهِمْ هَذِهِ
الْآيَةُ
44. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Ayat berikut ini turun berkenaan dengan penduduk kota Quba', yaitu ayat, "Fiihi
rijaalun yuhibbuna 'anyatathahharu'..." -Di dalamnya (Masjid Quba) ada
orang-orang yang suka membersihkan dirinya... "- (Qs.At-Taubah (9): 108) Kata
Abu Hurairah, "Mereka itu (penduduk Quba) biasa bersuci dengan air, sehingga
ayat tersebut turun berkenaan dengan mereka. " {Shahih}
Istinja' dengan Batu
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا ذَهَبَ أَحَدُكُمْ
إِلَى الْغَائِطِ فَلْيَذْهَبْ مَعَهُ بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ يَسْتَطِيبُ بِهِنَّ
فَإِنَّهَا تُجْزِئُ عَنْهُ
40. Dari Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila salah seorang di antara kalian pergi buang air besar, maka hendaklah
dia membawa tiga batu untuk dipakai bersuci. Karena yang demikian itu sudah
mencukupi. " {Hasan}
عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الِاسْتِطَابَةِ فَقَالَ بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ لَيْسَ فِيهَا
رَجِيعٌ
41. Dari Khuzaimah bin Tsabit RA, dia berkata, 'Rasulullah
SAW pernah ditanya tentang bersuci setelah buang air besar, lalu beliau SA W
besabda, 'Dengan tiga batu, di antaranya tidak ada kotoran binatang. {Shahih}
Yang Tidak Boleh Dipakai Beristinja'
عَنْ شَيْبَانَ الْقِتْبَانِيِّ قَالَ
إِنَّ مَسْلَمَةَ بْنَ مُخَلَّدٍ اسْتَعْمَلَ رُوَيْفِعَ بْنَ ثَابِتٍ عَلَى
أَسْفَلِ الْأَرْضِ قَالَ شَيْبَانُ فَسِرْنَا مَعَهُ مِنْ كَوْمِ شَرِيكٍ إِلَى
عَلْقَمَاءَ أَوْ مِنْ عَلْقَمَاءَ إِلَى كَوْمِ شَرِيكٍ يُرِيدُ عَلْقَامَ فَقَالَ
رُوَيْفِعٌ إِنْ كَانَ أَحَدُنَا فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْخُذُ نِضْوَ أَخِيهِ عَلَى أَنَّ لَهُ النِّصْفَ مِمَّا
يَغْنَمُ وَلَنَا النِّصْفُ وَإِنْ كَانَ أَحَدُنَا لَيَطِيرُ لَهُ النَّصْلُ
وَالرِّيشُ وَلِلْآخَرِ الْقِدْحُ ثُمَّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رُوَيْفِعُ لَعَلَّ الْحَيَاةَ سَتَطُولُ بِكَ
بَعْدِي فَأَخْبِرْ النَّاسَ أَنَّهُ مَنْ عَقَدَ لِحْيَتَهُ أَوْ تَقَلَّدَ
وَتَرًا أَوْ اسْتَنْجَى بِرَجِيعِ دَابَّةٍ أَوْ عَظْمٍ فَإِنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُ بَرِيءٌ
36. Dari Syaiban Al Qitbani RA, dia berkata, "Bahwasanya
Maslamah bin Mukhallad (Gubernur Mesir) mempekerjakan Ruwaifi' bin Tsabit di
daerah dataran rendah (negeri Mesir). " Selanjutnya Syaiban berkata, "Kami
pernah berjalan bersama dia (Ruwaifi') dari Kumi Syarik ke Alqama' -atau dari Al
Qama' ke Kumi Syarik- Maksudnya Al Qaam. Maka Ruwaifi' berkata, "Pada masa hidup
Rasulullah SAW, pernah ada seorang di antara kami yang mempergunakan unta milik
saudaranya sampai kurus, dengan ketentuan bahwa separuh dari keuntungan untuk
pemilik unta dan separuhnya untuk kami. Dan jika di antara kami mendapat bagian
mata panah dan bulunya, maka yang lain mendapat wadahnya. " Kemudian Ruwaifi'
berkata, 'Rasulullah SAW pernah berpesan kepadaku, "Wahai Ruwaifi'! Barangkali
kamu akan diberi umur panjang sepeninggalku, karena itu kabarkanlah kepada orang
banyak, bahwa siapa yang mengikat jenggotnya (karena merasa bangga) atau
mengikat kalung pada kudanya (karena yakin dapat menangkal penyakit), atau
beristinja' dengan kotoran binatang atau tulang, maka sesungguhnya Muhammad SAW
berlepas diri dari orang tersebut. {Shahih}
سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ نَتَمَسَّحَ بِعَظْمٍ أَوْ بَعْرٍ
38. Dari Jabir bin Abdullah RA, beliau berkata, "Rasulullah
SAW telah melarang kami bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang.
" {Shahih: Muslim}
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَدِمَ وَفْدُ الْجِنِّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا مُحَمَّدُ انْهَ أُمَّتَكَ أَنْ يَسْتَنْجُوا
بِعَظْمٍ أَوْ رَوْثَةٍ أَوْ حُمَمَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَعَلَ لَنَا
فِيهَا رِزْقًا قَالَ فَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ ذَلِكَ
39. Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Pernah utusan
jin datang menghadap kepada Rasulullah SAW, lalu mereka berkata, 'Wahai
Muhammad! Laranglah ummatmu bersuci dengan tulang, kotoran binatang atau kotoran
manusia, karena Allah telah menjadikannya sebagai rezeki bagi kami. " (Abdullah)
berkata, "Maka Nabi SAW melarang hal tersebut. " {Shahih}
Larangan Menyentuh Kemaluan dengan Tangan Kanan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَإِذَا
أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلَا يَشْرَبْ
نَفَسًا وَاحِدًا
31. Dari Abu Qatadah RA, beliau berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila salah seorang diantara kalian buang air
kecil, maka janganlah dia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya. Dan
apabila dia pergi buang air besar, maka janganlah dia beristinja' dengan tangan
kanannya. Dan kalau minum, maka janganlah minum dengan satu kali nafas. {Shahih:
Muttafaq Alaih}
حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْعَلُ يَمِينَهُ لِطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ وَثِيَابِهِ
وَيَجْعَلُ شِمَالَهُ لِمَا سِوَى ذَلِكَ
32. Dari Hafsah istri Nabi SAW, bahwa apabila
Nabi SAW makan, minum dan berpakaian, maka beliau melakukannya dengan tangan
kanan, sedangkan tangan kirinya biasa dipergunakan untuk selain itu.
{Shahih}
عَائِشَةَ قَالَت كَانَتْ يَدُ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْيُمْنَى لِطُهُورِهِ
وَطَعَامِهِ وَكَانَتْ يَدُهُ الْيُسْرَى لِخَلَائِهِ وَمَا كَانَ مِنْ
أَذًى
33. Dari Aisyah RA, dia berkata, "Tangan kanan
Rasulullah SAW dipakai untuk bersuci dan makan, sedangkan tangan kirinya
dipergunakan untuk (bersuci) di tempat buang air, dan untuk bersuci dari kotoran
lainnya. {Shahih}
Doa Ketika Keluar dari Kakus (WC)
عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ
مِنْ الْغَائِطِ قَالَ غُفْرَانَكَ
30. Dari Aisyah RA, bahwasanya Nabi SA W,
apabila keluar dari kakus (WC), beliau mengucapkan, "Ghufraanaka" aku memohon
ampun kepada-Mu. "{Shahih}
Buang Air Kecil di tempat Pemandian
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي مُسْتَحَمِّهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ قَالَ أَحْمَدُ
ثُمَّ يَتَوَضَّأُ فِيهِ فَإِنَّ عَامَّةَ الْوَسْوَاسِ
مِنْهُ
27. Dari Abdullah bin Mughaffal RA, dia berkata, 'Rasulullah
SAW bersabda, 'Janganlah seseorang di antara kalian buang air kecil di tempat pemandiannya, kemudian dia mandi di dalamnya.'"
Ahmad berkata, "Kemudian ia berwudhu di dalamnya, karena hal itu pada umumnya
dapat menimbulkan rasa was-was (ragu-ragu).
{Shahih}.
عَنْ حُمَيْدٍ الْحِمْيَرِيِّ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ قَالَ لَقِيتُ رَجُلًا صَحِبَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا صَحِبَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَمْتَشِطَ أَحَدُنَا
كُلَّ يَوْمٍ أَوْ يَبُولَ فِي مُغْتَسَلِهِ
28. Dari Humaid Al Himyari RA, yaitu Ibnu Abdurrahman, dia
berkata, "Aku pernah bertemu dengan seorang sahabat Nabi SAW, yang bersahabat
sebagaimana persahabatan Abu Hurairah dengan beliau SAW, katanya Rasululah SAW
melarang seseorang di antara kita bersisir setiap hari, atau kencing di tempat
pemandiannya. " {Shahih: Muslim}.